Sosok Ayah bagi Perkembangan Anak


     Dilansir dari wikipedia sosok Ayah adalah orang tua laki-laki seorang anak. Tergantung hubungannya dengan sang anak, seorang "ayah" dapat merupakan ayah kandung (ayah secara biologis) atau ayah angkat. Panggilan "ayah" juga dapat diberikan kepada seseorang yang secara de facto bertanggung jawab memelihara seorang anak meskipun antar keduanya tidak terdapat hubungan resmi. Menurut KBBI, ayah adalah orang tua kandung laki-laki; bapak;  panggilan kepada orang tua kandung atau angkat yaitu orang tua laki-laki yang bukan orang tua kandung, tetapi secara resmi menurut prosedur adat atau hukum diakui sebagai ayah karena mengambil dan menganggap seseorang sebagai anaknya sendiri dengan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan kedudukan itu. Siapa saja bisa menjadi ayah bagi seorang anak, tetapi menjadi seorang ayah yang baik untuk anak-anaknya membutuhkan waktu seumur hidup. Ayah memainkan peran dalam kehidupan setiap anak yang tidak bisa diisi oleh orang lain. Peran ini dapat memiliki dampak besar pada anak dan membantu membentuknya menjadi orang seperti apa mereka di kemudian hari.

        Sama seperti ibu, ayah adalah pilar dalam perkembangan kesejahteraan emosional anak. Umumnya anak-anak mencontoh ayah mereka dalam soal peraturan dan bagaimana menegakkannya. Mereka juga selalu mencari ayah mereka untuk mendapatkan perasaan aman, baik fisik maupun emosional. Anak-anak selalu ingin membuat ayah mereka bangga, dan ayah yang terlibat dalam pengasuhan akan menghasilkan anak-anak yang tumbuh kuat dengan kepribadian baik. Penelitian telah menunjukkan, bahwa ketika ayah bersikap penuh kasih sayang dan suportif, itu sangat memengaruhi perkembangan kognitif dan sosial anak. Ini juga menanamkan rasa kesejahteraan dan kepercayaan diri secara keseluruhan dalam diri anak.

        Para ayah tidak hanya memengaruhi siapa kita di dalam, tetapi juga bagaimana kita memiliki hubungan dengan orang-orang saat kita tumbuh. Cara seorang ayah memerlakukan anaknya akan memengaruhi apa yang ia cari pada orang lain. Teman, kekasih, dan pasangan semuanya akan dipilih berdasarkan pada bagaimana si anak mempersepsikan makna hubungan dengan ayahnya. Pola-pola yang ditetapkan sang ayah dalam hubungan dengan anak-anaknya akan menentukan bagaimana anak-anaknya berhubungan dengan orang lain.

        Hubungan Ayah dan Anak Perempuannya biasanya lebih erat dan cenderung Anak-anak perempuan bergantung pada ayah mereka untuk rasa aman dan dukungan emosional. Seorang ayah menunjukkan kepada putrinya seperti apa hubungan yang baik dengan seorang pria. Jika seorang ayah penuh kasih dan lembut, putrinya akan mencari kualitas-kualitas itu pada pria ketika dia cukup umur untuk mulai berkencan dan menjalin hubungan bahkan sangat berpengaruh pada kesiapan mental anak untuk berumah tangga. Jika seorang ayah kuat dan gagah berani, dia akan menjalin hubungan dengan pria dengan karakter yang hampir sama. Ayah dan Anak Laki-lakinya Tidak seperti anak perempuan, yang membuat model hubungan mereka dengan orang lain berdasarkan karakter ayah mereka, anak laki-laki mencontoh karakter ayah mereka untuk diri mereka sendiri. Anak laki-laki akan meminta petunjuk untuk berbagai hal dari ayah mereka sejak usia sangat muda. Sebagai manusia, kita tumbuh dengan meniru perilaku orang-orang di sekitar kita; demikianlah cara kita belajar berfungsi di dunia. Jika seorang ayah peduli dan memerlakukan orang lain dengan hormat, anak laki-lakinya pun akan tumbuh seperti itu. Ketika kehadiran seorang ayah tidak ada, anak laki-laki akan mencari figur laki-laki lain untuk menetapkan "aturan" tentang bagaimana berperilaku dan bertahan hidup di dunia.

        Ada sebuah cerita menarik kisah anak dan ayah dari suri tauladan kita yaitu kanjeng nabi Muhammad SAW dan putri beliau Sayyidah Fatimah R.A . Sayyidah Fatimah lahir ketika Nabi Muhammad menghabiskan waktu menyendiri di pegunungan di sekitar Kota Mekkah. Namun, jarak itu lantas tidak membuat mereka menjauh saat Sayyidah Fatimah menginjak usia 10 tahun, sekelompok Quraisy melakukan tindakkan tidak terpuji kepada Rasulullah SAW. Salah satu yang paling keji, Uqbah ibn Abi Muayt melemparkan kotoran ke pundak Nabi saat dia masih bersujud. Tak tinggal diam, Sayyidah Fatimah menunjukkan rasa hormat dan cintanya yang sangat besar pada ayahnya. Dia berdiri teguh melawan penindasan keji tersebut dengan menghapus kotoran dari tubuh ayahnya yang masih berdoa. Sayyidah Fatimah terus membela ayahnya saat dia diserang dan menderita penghinaan serta luka di tangan orang Quraisy. Pembelaan yang dia lakukan membuat hubungan emosional anak-ayah semakin dekat.

    Dari kekuatan dan kesetiaan Sayyidah Fatimah kita bisa belajar bagaimana menjadi anak yang berbakti dan berakhlak mulia. Kita tidak harus ada pada saat di atas, namun juga tetap menaruh rasa hormat dan mendampingi orang tua yang sedang berada dalam kondisi kurang menguntungkan. Seorang ayah sering dianggap memiliki peran sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah. Perannya diutamakan sebagai penyedia keuangan daripada mengasuh.

        Faktanya, ayah memiliki peran pengasuhan yang penting dalam kehidupan putri mereka. Dikisahkan, ketika Nabi melihat Sayyidah Fatimah, dia segera mendekat, menyambut, berdiri, mencium, memegang tangan, dan menuntunnya kembali ke tempat duduk Sayyidah Fatimah. Nabi menunjukkan kepada putrinya rasa hormat dan martabat yang besar. Dia mengajari bagaimana memperlakukan anak perempuannya kepada orang-orang di sekitarnya, bahkan untuk kita sampai hari ini.

Nabi Muhammad SAW pernah berkata:

“Siapapun yang membuat senang Fatimah maka akan membuat Allah SWT bahagia, dan siapapun yang membuat dia marah pasti telah membuat Allah SWT murka. Fatimah adalah bagian dari diriku. Apa pun yang membuatnya senang, itu juga membuat aku senang, dan apa pun yang membuatnya marah, maka akan membuat aku marah. " (Bukhari dan Muslim)

        Kisah antara Nabi Muhammad SAW dan putrinya, Sayyidah Fatimah, adalah contoh luar biasa dari hubungan ayah-anak. Anak perempuan dapat belajar dari kesetiaan Sayyidah Fatimah yang kuat dan menghormati ayah. Seorang ayah dapat belajar dari martabat dan rasa hormat yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidah Fatimah.

 

Referensi :

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/12/210313420/peran-penting-ayah-dalam-kehidupan-seorang-anak?page=all.

https://kbbi.web.id/ayah

https://aqiqahnurulhayat.com

 

 




 

Komentar