Sejarah Tumpeng di Indonesia

                                            sumber : https://aqiqahnurulhayat.com

     Nasi Tumpeng adalah makanan yang khas dan kental akan kebudayaan di Indonesia yang biasa diidentikkan dengan acara selametan. Mayoritas masyarakat di Indonesia apalagi dipulau jawa, bali dan madura yang memang seakan mewajibkan tumpeng dalam tradisinya seperti perayaan dan memperingati hari-hari penting. Filosofi dari tumpeng ini berasal dari jajaran gunung-gunung yang ada di Indonesia  yang diagungkan oleh masyarakat sekitar dengan cara membentuk nasi seperti kerucut yang dimaksudkan meniru gunung semeru yang diyakini dihuni oleh para dewa.
     Meskipun awalnya dianggap sebagai budaya leluhur namun dengan perkembangan masuknya agama Islam dipulau jawa tradisi tersebut mulai dikaitkan dengan ajaran islam sebagai bentuk rasa syukur atas setiap rejeki yang diperoleh. Dalam tradisi kenduri tradisonal Jawa tumpeng dihadirkan dengan digelarnya pengajian Al-Qu'an. menurut masyarakat kuno Islam Jawa, Tumpeng mempunyai filosofi tersendiri yaitu yen metu kudu seng mempeng ( kalau keluar haruslah dengan sungguh-sungguh) Sedangkan lauk-pauknya tumpeng, berjumlah 7 macam, angka 7 bahasa Jawa pitu, maksudnya Pitulungan (pertolongan). 7 macam dalam nasi tumpeng ialah :
1. Nasi putih
Dulu tumpeng dibuat dengan nasi putih. Ini melambangkan apa yang dikonsumsi seharusnya berasal dari sumber yang bersih dan halal. Makna ini tidak serta merta hilang meski kini tumpeng memiliki banyak variasi misal nasi kuning bahkan mi goreng.
2. Ayam
Ayam yang digunakan biasanya ayam jago. Ini perlambang menghindari sifat buruk ayam jago seperti sombong, merasa diri paling benar.
3. Ikan lele
Di sajian tumpeng versi kekinian, tampaknya Anda tidak akan menemukan ikan lele. Dulu ikan lele digunakan untuk melambangkan ketabahan dan keuletan dalam hidup. Ikan lele bisa bertahan di lingkungan yang minim air maupun kondisi air berlimpah.
4. Ikan teri
Ikan teri membawa makna kerukunan dan kebersamaan. Ikan ini memang dikenal hidup dalam kelompok
5. Telur
Selain sumber nutrisi penting buat tubuh, telur melambangkan manusia diciptakan dengan fitrah yang sama. Telur akan direbus dan disajikan bersama cangkangnya. Anda memang harus mengupasnya terlebih dahulu sebelum disantap. Laku ini melambangkan semua tindakan musti terencana, dilaksanakan sesuai rencana dan dievaluasi demi hasil sempurna.
6. Urap
Tidak hanya lauk, terdapat menu sayuran berupa urap. Sayuran seperti kangkung, bayam, kacang panjang, taoge direbus lalu dicampur dengan bumbu pedas dari parutan kelapa. Ada banyak makna melekat pada sayuran maupun bumbunya. Kangkung dimaknai 'jinangkung' artinya melindungi, bayam diartikan sebagai 'ayem tentrem', taoge atau kecambah melambangkan tumbuh, juga kacang panjang melambangkan pemikiran jauh ke depan. Kemudian bumbu urap dimaknai sebagai 'urip' atau hidup, menghidupi, menafkahi.
7. Cabai merah
Cabai merah biasanya digunakan sebagai hiasan bagian puncak tumpeng. Cabai dipotong menyerupai kelopak bunga yang melambangkan api dan memberikan penerangan sehingga bermanfaat buat orang sekitar.

    Tiga kalimat akronim itu, berasal dari sebuah doa dalam surah al Isra' ayat 80: "Ya Tuhan, masukanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberikan pertolongan". Menurut beberapa ahli tafsir, doa ini dibaca Nabi Muhammad SAW waktu akan hijrah keluar dari kota Mekah menuju kota Madinah. Maka bila seseorang berhajatan dengan menyajikan Tumpeng, maksudnya adalah memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar kita dapat memperoleh kebaikan dan terhindar dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan yang memberikan pertolongan. Dan itu semua akan kita dapatkan bila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh.








Referensi :



 

Komentar